Sekedar catatan KAKI,
Arloji Diver apa yang paling enak pake diving?
Klo muncul pertanyaan itu bisa beragam merk bakal disebut. Kembali pada selera tiap oknum pemakai-nya. Ukuran saya tentu kembali pada perhitungan finansial. Harga terjangkau tapi miliki daya tahan yang bandel. Gak ribet dan perawatan mudah.
Beberapa varian Seiko diver pernah jadi pilihan. Sempat pula beralih minat serial Swatch Scuba200. Maklum terperdaya sensasi teenager-looks pada masa itu. Eye-catching, acap dibikin kelilipan oleh model yang penuh pesona warna. Koleksi lahir gonta-ganti. Terutama tema unsur marina. Tapi kemudian saya mulai jenuh. Body+kaca plastik rentan aus. Tergores akibat tindak aktivitas kerja lapangan. Paling sering kasus pecahnya bezel. Alhasil penampilan-nya telanjang, invalid. Padahal bezel itu jadi patokan utama penanda bottom time. Tahap lanjut klo jebol, wassalam.. tamatlah riwayat. Swatch identik bikin Sewot!!!!
Sempat secara pribadi saya tarik kesimpulan. Rasanya kurang pas klo arloji merk ini dipakai untuk tunjang field-work purpose dan kegiatan umbar multi gerak. Demi Passion dan performa fashion oke-lah, Gak bisa dipungkiri... secara manusiawi, saya masih kesengsem berat dengan karya-karya fenomenal Swatch. Edisi koleksi laksana aura Pelangi.
review silam,
Sejak berdatangan Casio G-shock, periode tahun 90-an. Saya dan beberapa rekan seprofesi (dive-guide zona lokal) kebutuhan atribut yang sesuai serasa terpenuhi. Terutama varian seri G-shock Frogman. Tangguh sekaligus kokoh. Sekalipun secara penampilan jadi agak timpang. Size gede kerap bikin pergelangan saya yang relatif kecil tampak janggal. Bahkan pernah di plesetin temen, pergelangan seperti di teplok e'ek Kebo (apalagi klo pake Seiko Bull-Head???) Jalan normal-pun masih dibilang miring. Berat sebelah condong arah arloji terpasang. Hahaha... mungkin disitu letak minus-nya. Sisi negatif....dipandang miring.
BTW, sekalipun menuai cibir dan hinaan macem itu, terbukti G-shock Frogman milik saya masih sobat setia. Menunjukkan performa handal dan sinergi relevan dengan kondisi pelbagai medan outdoor yang saya geluti. Secara fungsi saya akui lebih mumpuni...
bleP..blep.. blep..blukutuk-blukutuk...,Sempat secara pribadi saya tarik kesimpulan. Rasanya kurang pas klo arloji merk ini dipakai untuk tunjang field-work purpose dan kegiatan umbar multi gerak. Demi Passion dan performa fashion oke-lah, Gak bisa dipungkiri... secara manusiawi, saya masih kesengsem berat dengan karya-karya fenomenal Swatch. Edisi koleksi laksana aura Pelangi.
review silam,
Sejak berdatangan Casio G-shock, periode tahun 90-an. Saya dan beberapa rekan seprofesi (dive-guide zona lokal) kebutuhan atribut yang sesuai serasa terpenuhi. Terutama varian seri G-shock Frogman. Tangguh sekaligus kokoh. Sekalipun secara penampilan jadi agak timpang. Size gede kerap bikin pergelangan saya yang relatif kecil tampak janggal. Bahkan pernah di plesetin temen, pergelangan seperti di teplok e'ek Kebo (apalagi klo pake Seiko Bull-Head???) Jalan normal-pun masih dibilang miring. Berat sebelah condong arah arloji terpasang. Hahaha... mungkin disitu letak minus-nya. Sisi negatif....dipandang miring.
BTW, sekalipun menuai cibir dan hinaan macem itu, terbukti G-shock Frogman milik saya masih sobat setia. Menunjukkan performa handal dan sinergi relevan dengan kondisi pelbagai medan outdoor yang saya geluti. Secara fungsi saya akui lebih mumpuni...
"Send the bubble..take only memory" begitu baris celetuk sang maestro diver Jack Yves Cousteau. Sebagai asesoris sandang, saya rekomendasi seri Frogman tetap jadi pilihan menarik. Secara efek seperti mampu keciprat pesona figuratif ala struktur kokoh-nya. Tegar... garang tapi fleksibel. Kukuh berpijak. Tanpa merasa perlu harga diri seolah di-injak. Terus menderap langkah.... kaki-kaki ber-wibawa....,
URRAAAHHHH!!!!
URRAAAHHHH!!!!
* kompilasi foto adalah koleksi pribadi.
No comments:
Post a Comment