Friday, June 11, 2010

tip & trik still photo arloji....,

taken from STROBIST


Share ilmu terapan,
Anggap ini solusi ringan yang kadang sering jadi unek-2 (beberapa rekan pminat arloji) saat ksulitan abadikan arloji via aksi fotografi. Secara teoritis tehnik foto selalu tergantung pada subsidi kondisi pencahayaan (lighting). Bisa cahaya alami maupun artifisial. Light fill-in, bukan flash fill-in.
Dengan catatan khusus, jenis kamera yang kita gunakan sudah terkuasai kinerja fitur, terlebih kemampuan lensa yang bisa digunakan untuk tehnis makro. Miliki bekal fitur zooming lumayan bagus. Gak perlu harus tipe SLR, tapi cukup jenis prosumer atau pocket camera. Ada banyak merk, inti-nya paham dan kenali kamera anda lebih detil. Gak saya rekomendasikan fasilitas kamera HP. Masalah tetap kendala lensa.

Next,
Inset diatas (narasumber : Strobist) merupakan kreasi studio mini. Demi sesi pemotretan pernik dan atribut cilik. Dengan butuh sedikit kuras biaya. Perlu jadi catatan, 3 jendela (samping+atas) adalah sudut arah datang sumber sinar. Kertas yang dipake berupa kertas doff. Tujuannya untuk meredam sorot pijar cahaya berlebih (over lighting). Jadi efek sebar merata, nuansa soft-tone. Metode fotografi modern bilang ini tehnis pencahayaan via bantuan alat yang di sebut "Soft-Box".

More, adakah cara yang lebih simpel lagi?
Berikut adalah metode sederhana yang saya lakukan demi tujuan serupa. Bedanya, kini cuma andalkan cahaya alami, matahari. Alias pemotretan saat terang - outdoor. Bukan konsep studio-indoor. Lebih minim ongkos. Sekedar maksimalkan benda yang ada di sekitar fasilitas rumah tangga. Kondisi bisa kapan-pun, mulai saat Golden Magic hours hingga nanar terik. So, pastikan kondisi langit cerah saat sesi jeprat-jepret blangsung. Kendala alamiah, awan dapat sebabkan gradasi cahaya drastis. Terpenting ini sekedar manfaatin 1 sumber datang sinar. Selanjutnya ikuti narasi sesuai sertaan image dibawah ini.

* Foto diambil saat matahari sdikit gelincir. +/- pukul 13.00 WITA




saya pake plastik storage box merk sebagai media penampang utama sebagai dudukan khusus arloji yang bakal di foto. Penutup storage box biarkan terbuka (sekitar bentuk sudut 30°-45°) Kemiringan ini bisa diatur dan sesuaikan kepentingan pemotretan. Mengingat ruang dan sudut terbatas akan sangat pengaruhi tehnis ambil gambar/angle.



Letakkan arloji yang bakal di foto tepat dibawah penutup.... setelah dilapisi alas kertas. Opsi warna putih... sengaja dipilih agar arloji bisa mendominasi sbagai objek utama. Sesuai slogan "keep it simple". Gak mutlak, karena ntar tergantung obsesi kreatifitas per-masing. Eksperimental mandiri....,




Next, Bawa media dan obyek foto ke lokasi jatuhnya sinar matahari. Tumpuk bagian atas penutup storage box dengan kertas/plastik doff. Saya memilih eks pembungkus onderdil motor, berupa sheet-sterofoam. Berapa-pun jumlah lipatan tergantung kontras subsidi sinar matahari. Yang penting tujuan fungsi untuk "Soft-tone's Covering".
*Trus terang, inspirasi ini nongol akibat ingat prosesi nikah penganten kerudung 2 mempelai yang bersanding saat ijab kabul. (Hahahaha... Ngaco ah!!!)




Berikut adalah 2 contoh hasil jepretan. Si PAGOL yang sudah terposting sebelumnya. Belum total maksimal. Variasi angle disesuaikan dengan atur letak arloji sesuai minat bidik. Secara kepuasan batin saya masih terusik oleh sisa bayangan.
*Untuk contoh foto nomer 2 sebenarnya bisa di-siasati oleh pantulan refleksi layer 'soft-tone' lain sebagai alat bantu. Anjuran saya pilih pantulan
stero-foam (cara konvensional). Atau bantuan blitz untuk menimpa bagian gelap tadi dgn catatan terlebih dahulu lapisi layer soft-tone. Bisa lipatan kertas tissue.. atau stero-foam lembaran tipis tadi.

* Tahap akhir : adalah sentuhan olah digital, saya kadang pake Photo-shop, atau paling mudah dan ringkas pake paket tools Microsoft Office Picture Manager, cukup atur setting brightness-contras, dan Color : hue & saturation. lalu Cropping dan Resize. Selanjutnya siap posting blog.





create-TIP terakhir, lampu belajar (desk-lamp) juga bisa jadi tools tambahan. Ini jadi pilihan klo terpaksa harus jepret malam hari. Penuhi request dadakan saat rekan ngebet pengen liat item yang blom sempat saya foto. Tampak pada gambar juga kudu berlapis sheet-streofoam. Cukup sedia background putih ala kadar. But khusus arloji, kelemahan cara ini gak cukup mumpuni jepret detil tampang mesin/movement part inside. ALASAN LAIN : kamera fitur Handycam milik saya (Panasonic NV-GS300) gak gitu maksimal untuk kondisi low-light.
Diterapkan pada Mini-studio Box ala Strobist juga gak akan maksimal faktor penyinaran. Karena pada konsep Strobist dibutuhkan fokus sinar sorot, bukan tipe lamp pencahayaan melebar (tanpa soft tone casing)


Demikian sodara-sodagar,
Semoga jadi wacana bermanfaat. Klo ada penjelasan kurang detil. Itu semata alasan agar tergerak lebih giat picu kreatifitas. Rela sisih waktu demi-demo obsesi hobi horology via visual Fotografi.

UrraaaHHHHHHHH,


lens... glass.. & mirror.

No comments:

Post a Comment