Kisaran pakai antara tahun 1915-1930. Terbuat dari bahan kuningan dengan minimalis ukiran sederhana. Atribut salah seorang anggota keluarga istri saya yang berprofesi sebagai guru di SD Ampenan-Lombok. Tepatnya generasi leluhur setingkat buyut. Digunakan untuk memanggil para murid untuk mulai pelajaran di kelas.
Kleneng...kleneng..kleneng.... ini bukan imbauan jual es lilin.btw, di-amati seksama bentuk Bel ini lebih mirip penampilan bel yang dipakai oleh para kaum tokoh spiritual agamawan hindu di Bali. biasa di sebut Pedande.
No comments:
Post a Comment